SAK IFRS Vs ETAP: Apa Bedanya?

by Jhon Lennon 31 views

Hai, guys! Pernah dengar SAK IFRS dan ETAP tapi masih bingung bedanya apa? Tenang, kalian datang ke tempat yang tepat! Artikel ini bakal kupas tuntas semuanya biar kalian nggak salah paham lagi.

Jadi gini, SAK IFRS itu singkatan dari Standar Akuntansi Keuangan yang mengacu pada International Financial Reporting Standards. Nah, ini tuh ibarat standar akuntansi 'kelas berat' yang dipakai sama perusahaan-perusahaan gede, perusahaan yang udah go public atau punya skala bisnis internasional. Kenapa dibilang 'kelas berat'? Karena aturannya lebih rinci, lebih kompleks, dan butuh effort lebih buat ngikutinnya. Tujuannya apa? Biar laporan keuangan perusahaan itu bisa dibaca dan dipahami sama investor dari berbagai negara. Bayangin aja, kalau tiap negara punya aturan akuntansi sendiri- sendiri, kan ribet banget buat investor yang mau lihat kinerja perusahaan di pasar global. Makanya, IFRS ini hadir sebagai bahasa universal akuntansi. Kalau perusahaanmu termasuk yang besar, punya banyak cabang di luar negeri, atau mau menarik investor asing, kemungkinan besar kamu bakal 'berkenalan' sama SAK IFRS ini. Standar ini tuh mencakup berbagai aspek akuntansi yang mendalam, mulai dari pengakuan pendapatan, pengukuran aset, liabilitas, ekuitas, sampai penyajian laporan keuangan yang komprehensif. Ada banyak interpretasi dan panduan teknis yang harus diperhatikan biar laporannya valid dan reliable. Nggak heran kalau penerapannya butuh sumber daya yang memadai, baik dari sisi SDM yang paham akuntansi internasional maupun sistem yang mendukung.

Di sisi lain, ada ETAP atau Earnings, Taxes, and Profit. Eh, salah! ETAP itu singkatan dari Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Nah, kalau IFRS itu buat perusahaan 'raksasa', ETAP ini lebih cocok buat perusahaan-perusahaan kecil sampai menengah. Anggap aja ini versi 'ringan' atau 'sederhana' dari SAK. Kenapa disederhanakan? Ya karena bisnisnya nggak serumit perusahaan besar, nggak perlu lapor ke publik secara luas, dan biasanya cuma butuh laporan keuangan buat internal atau buat bank pas mau pinjam modal. Jadi, aturannya nggak seketat IFRS. Beberapa transaksi yang mungkin rumit di IFRS, di ETAP bisa jadi lebih simpel. Tujuannya biar para pelaku UMKM nggak pusing tujuh keliling mikirin akuntansi yang ribet. Fokusnya lebih ke penyajian informasi keuangan yang relevan dan useful buat pengambilan keputusan di lingkungan internal atau buat pihak ketiga yang punya kepentingan langsung, seperti kreditur. Intinya, ETAP ini dibuat biar semua orang, termasuk pemilik usaha kecil, bisa bikin laporan keuangan tanpa harus jadi ahli akuntansi tingkat dewa. Lebih praktis dan nggak membebani. Makanya, kalau kamu punya usaha rumahan, toko online, atau kafe kecil-kecilan, ETAP ini kemungkinan besar adalah teman akuntansimu. Nggak perlu pusing sama standar yang super detail, yang penting datanya akurat dan bisa dipakai buat ngukur perkembangan bisnis. Tapi inget ya, meski lebih sederhana, bukan berarti nggak penting. Laporan keuangan yang baik itu kunci sukses bisnis apa pun, sekecil apa pun itu.

Nah, sekarang mari kita bedah lebih dalam lagi perbedaan utama antara SAK berbasis IFRS dan ETAP. Perbedaan yang paling kentara itu ada di lingkup dan kompleksitas. SAK IFRS itu diperuntukkan bagi entitas yang punya akuntabilitas publik. Siapa tuh yang punya akuntabilitas publik? Gampangnya, perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek, bank, perusahaan asuransi, atau perusahaan lain yang sifatnya menghimpun dana dari masyarakat luas. Nah, karena mereka berinteraksi dengan publik yang luas, maka laporan keuangannya harus disajikan dengan standar yang tinggi, detail, dan transparan. IFRS menuntut pengungkapan informasi yang sangat luas (extensive disclosure) agar para pemangku kepentingan bisa membuat keputusan investasi yang tepat. Bayangin aja kalau kamu mau beli saham, kamu pasti pengen tahu semua informasi penting tentang perusahaan itu kan? Nah, IFRS memastikan informasi itu tersedia. Sementara itu, ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) itu diperuntukkan bagi entitas yang tidak punya kewajiban pelaporan keuangan kepada publik. Contohnya ya UMKM, perusahaan keluarga, atau startup yang belum go public. Karena nggak perlu laporan ke publik, maka aturan akuntansinya bisa disederhanakan. Tujuannya biar lebih mudah diterapkan dan nggak membebani sumber daya yang terbatas. Jadi, ETAP fokus pada informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan internal atau kebutuhan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan langsung, seperti pemilik, manajer, atau bank pemberi pinjaman. Perbedaan 'level' ini penting banget, guys, karena menentukan seberapa dalam dan rumit aturan yang harus kamu patuhi.

Selanjutnya, ada perbedaan di pengakuan dan pengukuran. Di SAK IFRS, banyak standar yang lebih rinci soal kapan dan bagaimana sebuah aset atau liabilitas diakui dan diukur. Contohnya, untuk aset tetap, IFRS punya opsi metode penilaian setelah pengakuan awal, seperti menggunakan fair value atau biaya historis dengan penyesuaian. Penggunaan fair value ini bisa bikin nilai aset berfluktuasi sesuai pasar, yang mana ini memberikan gambaran nilai perusahaan yang lebih up-to-date tapi juga bisa bikin laporan jadi lebih volatile. Terus, ada juga standar-standar yang spesifik banget kayak IFRS 9 tentang Instrumen Keuangan yang punya aturan kompleks soal klasifikasi, pengukuran, dan akuntansi hedging. Ini tuh penting banget buat perusahaan yang punya banyak transaksi keuangan derivatif atau investasi yang rumit. Sementara di ETAP, pengakuan dan pengukurannya cenderung lebih sederhana. Biasanya, metode biaya historis (historical cost) jadi pilihan utama karena lebih mudah diterapkan dan dipahami. Pengukuran aset dan liabilitas nggak serumit di IFRS, yang penting nilainya akurat untuk tujuan pelaporan internal atau pihak yang berkepentingan. Nggak perlu pusing mikirin fair value yang naik turun tiap hari. Intinya, ETAP itu 'jalan pintas' yang tetap akurat, tapi nggak sampai bikin pusing tujuh keliling. Jadi, kalau kamu punya bisnis kecil, nggak perlu khawatir soal fair value asetmu yang lagi naik daun di pasar, fokus aja sama biaya perolehan dan penyusutannya yang wajar. Fleksibilitas ini yang bikin ETAP jadi pilihan banyak UMKM.

Terus, yang nggak kalah penting adalah pengungkapan (disclosure). Di SAK IFRS, tuntutan pengungkapan informasinya itu bejibun, guys! Perusahaan harus menyajikan informasi yang sangat detail mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan, asumsi-asumsi penting, risiko-risiko yang dihadapi, dan berbagai detail lainnya yang bisa membantu pengguna laporan keuangan memahami kondisi perusahaan secara utuh. Tujuannya? Supaya transparan dan akuntabel ke publik. Bayangin aja, laporan tahunan perusahaan yang pakai IFRS itu bisa setebal buku novel! Isinya lengkap banget, dari strategi bisnis sampai analisis mendalam tentang kinerja keuangan. Nah, kalau di ETAP, pengungkapannya jauh lebih minimalis. Cukup informasi yang dianggap penting dan relevan bagi pengguna laporan keuangan ETAP. Nggak perlu ngumbar semua rahasia perusahaan. Yang penting, informasi yang disajikan itu jelas, ringkas, dan mencukupi untuk tujuan pengambilan keputusan yang sudah ditentukan. Jadi, nggak perlu bikin laporan setebal novel kalau memang nggak ada kebutuhan untuk itu. Hemat waktu, hemat kertas, dan hemat biaya cetak, kan? Intinya, ETAP ini fokus pada esensi informasi yang dibutuhkan, bukan pada kuantitas. Ini yang bikin ETAP terasa lebih ramah buat pebisnis skala kecil dan menengah yang mungkin nggak punya tim finance segede perusahaan Tbk.

Terakhir, kita bahas soal tujuan pelaporan keuangan. SAK IFRS punya tujuan utama untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemegang saham yang ada atau potensial dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan penting lainnya. Laporan keuangan yang sesuai IFRS itu diharapkan bisa memberikan gambaran kinerja dan posisi keuangan perusahaan yang comparable (dapat dibandingkan) antarperiode dan antarperusahaan. Ini penting banget buat pasar modal agar bisa berjalan efisien. Kalau semua perusahaan pakai 'bahasa' yang sama, investor jadi lebih gampang bandingin mana yang lebih prospektif. Nah, sedangkan tujuan pelaporan keuangan dengan ETAP itu lebih sempit. Fokusnya adalah menyediakan informasi bagi pemilik, manajemen, atau pihak lain yang berkepentingan langsung dengan entitas tersebut, untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan operasional dan strategis. Tujuannya lebih ke arah stewardship (pertanggungjawaban) dan decision-making internal. Nggak perlu mikirin perbandingan dengan perusahaan lain di bursa saham. Cukup pastikan laporan keuangan internalmu akurat dan bisa diandalkan buat mengarahkan bisnismu. Jadi, intinya IFRS itu buat 'dunia luar' yang lebih luas, sementara ETAP lebih buat 'lingkaran dalam' bisnismu sendiri. Perbedaan tujuan ini sangat mendasari mengapa aturan dan tingkat kerumitannya bisa berbeda.

Gimana, guys? Udah mulai tercerahkan kan bedanya SAK IFRS dan ETAP? Intinya, pilihanmu mau pakai yang mana itu tergantung sama skala bisnismu, siapa audiens laporan keuanganmu, dan seberapa kompleks bisnismu. Kalau kamu pemilik UMKM, ETAP jelas lebih cocok. Tapi kalau perusahaanmu udah skala besar dan butuh akses ke pasar modal internasional, IFRS adalah jalannya. Yang paling penting, apa pun standarnya, pastikan laporan keuanganmu itu akurat, reliable, dan useful ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya!