Mazmur 90: Sebuah Renungan Dari Kitab Suci

by Jhon Lennon 43 views

Halo guys! Hari ini kita mau ngobrolin sesuatu yang sangat spesial, yaitu Mazmur 90. Pernah nggak sih kalian merasa waktu berjalan begitu cepat dan hidup ini terasa singkat banget? Nah, Mazmur 90 ini kayak ngenangin banget deh sama perasaan itu. Penulisnya, yang diyakini sebagai Musa, kayak lagi merenungin tentang keabadian Tuhan versus kefanaan manusia. Ini bukan cuma sekadar ayat-ayat tua, tapi kayak panduan hidup yang dalem banget, guys.

Dalam Mazmur 90, kita diajak untuk melihat hidup ini dari kacamata yang lebih luas. Musa, sang penulis, membuka renungannya dengan perbandingan yang mencolok antara Tuhan dan manusia. Dia bilang, "Sebelum gunung-gunung ada dan bumi dan dunia dijadikan, dari kekal sampai kekal Engkau, ya Allah" (Mazmur 90:2). Gila nggak sih? Tuhan itu udah ada dari sebelum segalanya ada, dan bakal terus ada sampai selamanya. Dia itu abadi, nggak terbatas ruang dan waktu. Beda banget sama kita, manusia. Kehidupan kita ini kayak sekejap mata aja kalau dibandingin sama keabadian Tuhan. Musa bilang, "Engkau mengembalikan manusia kepada debu dan berfirman: "Kembalilah, hai manusia!"" (Mazmur 90:3). Maksudnya, kita ini berasal dari debu dan pada akhirnya akan kembali ke debu. Ini bukan berarti hidup kita nggak berarti, tapi lebih ke pengingat kalau kita ini fana, terbatas. Perbandingan ini penting banget, guys, biar kita sadar diri dan nggak sombong. Dengan memahami siapa Tuhan yang abadi dan siapa kita yang fana, kita bisa lebih menghargai setiap detik yang Tuhan kasih. Renungan ini bikin kita sadar bahwa waktu itu berharga, dan kita nggak boleh menyia-nyiakannya buat hal-hal yang nggak penting. So, gimana nih menurut kalian? Pernah nggak sih ngerasa gitu juga?

Nah, setelah ngasih gambaran tentang keabadian Tuhan dan kefanaan manusia, Musa lanjut ngebahas soal waktu. Dia bilang, "Sebab seribu tahun di mata-Mu adalah seperti kemarin yang sudah lewat, dan seperti suatu giliran jaga di waktu malam" (Mazmur 90:4). Ini bener-bener bikin kita merinding ya, guys. Seribu tahun buat Tuhan itu kayak cuma sehari doang! Ibaratnya, kalau kita lagi tidur semalem, pas bangun eh udah seribu tahun aja buat Tuhan. Ini menunjukkan betapa nggak sepadannya skala waktu manusia sama skala waktu Tuhan. Kita sering banget merasa punya banyak waktu, tapi ternyata di mata Tuhan, itu tuh cepet banget berlalu. Musa juga ngingetin kita gimana cepatnya waktu berlalu dalam hidup kita. Dia bilang, "Engkau melenyapkan mereka seperti arus deras, mereka seperti mimpi, seperti rumput yang tumbuh di waktu pagi. Pagi-pagi ia bertunas dan tumbuh, sore-sore ia dipangkas habis dan menjadi kering" (Mazmur 90:5-6). Ini metafora yang keren banget sih. Hidup kita itu kayak rumput yang pagi-pagi masih seger, tapi sorenya udah layu dan kering. Cepat banget, kan? Tiba-tiba aja kita udah tua, udah nggak sekuat dulu. Nggak kerasa aja udah banyak tahun yang kelewat. Pemahaman ini penting banget, guys, biar kita nggak terlena sama kehidupan duniawi yang sementara ini. Kita harusnya fokus sama hal-hal yang kekal, sama tujuan hidup kita yang sejati. Jangan sampai kita sadar waktu udah abis, eh kita belum ngapa-ngapain. Jadi, gimana nih cara kita menyikapi waktu yang cepet banget berlalu ini? Ada ide?

Trus, kenapa sih Musa ngasih tau kita soal waktu yang cepet banget berlalu ini? Ternyata ada hubungannya sama dosa dan murka Tuhan, guys. Dia bilang, "Sebab kami habis karena murka-Mu, dan karena amarah-Mu kami terharu" (Mazmur 90:7). Ini kayak pengingat kalau kita manusia itu penuh dosa, dan dosa itu bikin Tuhan marah. Murka Tuhan itu bukan kayak omelan biasa, tapi sesuatu yang serius banget. Dia juga bilang, "Bahwa kesalahan kita Engkau perlihatkan di hadapan-Mu, dosa kita yang tersembunyi di cahaya wajah-Mu" (Mazmur 90:8). Maksudnya, Tuhan itu tahu semua dosa kita, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Nggak ada yang bisa kita tutupi dari Dia. Dan karena dosa-dosa itulah, hidup kita jadi pendek dan penuh kesusahan. Musa melanjutkan, "Sebab semua hari-hari kami berlalu karena murka-Mu, kami menghabiskan hari-hari kami seperti keluhan." (Mazmur 90:9). Hidup kita jadi kayak keluh kesah doang gara-gara dosa. Nggak heran kalau hidup kita seringkali nggak tenang, penuh masalah. Usia kita juga dibatasi. "Hari-hari umur kami adalah tujuh puluh tahun dan jika berkat-berkat kesehatan empat puluh tahun, tetapi semuanya berakhir dalam kesusahan dan penderitaan; sebab berlalunya cepat dan kami pun terbang" (Mazmur 90:10). Jadi, meskipun kita dikasih umur panjang, kalau nggak ada Tuhan, hidup kita tetap aja bakal susah dan menderita. Ini bukan berarti Tuhan jahat ya, guys, tapi Dia mau kita sadar kalau kita ini butuh Dia. Kita perlu minta ampun atas dosa-dosa kita dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dengan begitu, hidup kita bisa lebih berarti dan penuh damai sejahtera. Jadi, mari kita introspeksi diri nih, guys. Dosa apa aja yang masih kita pelihara? Gimana cara kita mengatasi masalah ini? Share dong!

Nah, setelah tau kalo hidup kita pendek dan penuh dosa, terus gimana dong dong? Apa kita pasrah aja gitu? Nggak dong, guys! Musa nggak cuma ngasih tau masalahnya, tapi juga ngasih solusi. Dia bilang, "Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan ketakutan-Mu yang patut ditanggapi?" (Mazmur 90:11). Ini pertanyaan retoris sih, yang mau ngingetin kita kalau nggak ada manusia yang bener-bener paham gimana dahsyatnya murka Tuhan. Tapi, justru karena itu, kita harusnya makin takut dan hormat sama Dia. Nah, ini solusinya: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian rupa, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12). Mantap kan? Kita diminta untuk belajar menghitung hari-hari kita. Maksudnya, kita harus pakai waktu hidup kita dengan bijak. Jangan cuma diisi sama hal-hal yang sia-sia. Gunakan waktu itu buat hal yang bener-bener penting dan berarti. Terus, lanjutannya lagi nih, "Kembalilah, ya TUHAN! Berapa lama lagi? Tauranlah hamba-hamba-Mu." (Mazmur 90:13). Kita diajak untuk minta Tuhan kembali ke hidup kita, minta Dia mengasihi dan memelihara kita. Minta Tuhan untuk menolong kita biar nggak terus-terusan jatuh dalam dosa. Dan yang terakhir, dia bilang, "Cukupkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bergembira sepanjang hari-hari kami." (Mazmur 90:14). Minta Tuhan cukupkan kasih setia-Nya setiap pagi. Kalau kita dikasih kasih setia Tuhan setiap hari, hidup kita pasti bakal penuh sukacita dan kegembiraan. Nggak peduli seberapa pendek hidup kita, kalau dipenuhi sama kasih Tuhan, itu udah lebih dari cukup. Jadi, guys, intinya tuh, kita harus pakai waktu hidup kita yang singkat ini dengan bijak, minta ampun sama Tuhan, dan terus minta kasih setia-Nya setiap hari. Gimana, keren kan Mazmur 90 ini? Ada yang mau nambahin lagi?

Makanya guys, setelah kita merenungkan Mazmur 90 ini, mari kita benar-benar pakai waktu hidup kita yang singkat ini dengan bijaksana. Jangan sia-siakan setiap detik yang Tuhan kasih. Fokuslah pada hal-hal yang kekal dan benar-benar berarti. Ingat, hidup kita ini ibarat setetes embun di pagi hari, cepat hilang. Perubahan cara pandang ini penting banget. Mulailah dari sekarang, jangan nanti-nanti. Coba deh, renungkan lagi ayat-ayat di Mazmur 90. Apa yang paling kena di hati kalian? Apa yang mau kalian ubah dalam hidup kalian setelah baca ini? Yuk, kita saling menguatkan dan terus bertumbuh dalam iman. Jangan lupa juga, kalau kalian merasa renungan ini bermanfaat, share ke teman-teman kalian ya, guys! Siapa tau mereka juga butuh pencerahan. Oke deh, segitu dulu ngobrolin Mazmur 90 kita kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan! Tetap semangat dan selalu bersyukur ya! Tuhan memberkati!