Mary On Cross Lirik & Terjemahan Bahasa Indonesia
Halo para pencari makna lagu, apa kabar kalian hari ini? Siapa di sini yang lagi vibing sama lagu "Mary on Cross"? Lagu ini lagi hits banget ya, guys, dan banyak banget yang penasaran sama artinya. Nah, pas banget nih, kali ini kita bakal kupas tuntas lirik lagu "Mary on Cross" lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesianya. Siapin kopi atau teh favorit kalian, dan mari kita selami makna di balik setiap katanya. Lagu ini bukan sekadar enak didengar, tapi juga punya pesan yang cukup dalam, lho. Jadi, buat kalian yang suka banget sama lagu ini tapi pengen paham lebih jauh, stay tuned ya!
Siapa Sih yang Nyanyi "Mary on Cross"?
Sebelum kita bedah liriknya, penting banget buat kita tahu siapa sih artist di balik lagu keren ini. "Mary on Cross" dibawakan oleh band Ghost, sebuah band asal Swedia yang terkenal dengan gaya musik hard rock dan heavy metal mereka yang unik, ditambah lagi dengan visual panggung yang khas dan tema-tema yang seringkali kontroversial. Ghost sendiri punya cerita menarik di balik pembentukannya, dimulai dari Skellefteå, Swedia, pada tahun 2006. Para personelnya, yang selalu menggunakan anonimitas dengan kostum dan make-up yang berbeda-beda setiap albumnya, menciptakan aura misteri yang kuat. Vokalis utama dan pentolan band ini, Tobias Forge, yang dikenal sebagai Papa Emeritus atau Cardinal Copia, menjadi sosok sentral di balik semua ini. Gayanya yang teatrikal dan lirik-liriknya yang seringkali menggabungkan unsur religius, horor, dan dark humor membuat mereka punya penggemar setia di seluruh dunia. Mereka berhasil menciptakan identitas yang kuat di tengah industri musik yang kadang terasa monoton. Alasan kenapa lagu "Mary on Cross" ini jadi booming banget mungkin juga karena Ghost berhasil menggabungkan melodi yang catchy dengan lirik yang provokatif, sebuah formula yang selalu berhasil menarik perhatian. Mereka nggak takut buat main aman, justru mereka selalu mendorong batas-batas dan mengeksplorasi tema-tema yang jarang disentuh oleh musisi lain, yang tentunya membuat karya mereka selalu menarik untuk dibahas. Ini dia yang bikin Ghost beda dari yang lain, guys!
Lirik "Mary on Cross" dan Terjemahannya: Mengurai Makna
Oke, guys, mari kita langsung ke intinya. Ini dia lirik lagu "Mary on Cross" dan terjemahan bahasa Indonesianya. Perlu diingat, terjemahan ini berusaha menangkap esensi dan makna yang terkandung dalam lirik aslinya, meskipun terkadang ada nuansa yang sulit diterjemahkan secara harfiah. Jadi, nikmati dan renungkan ya!
(Verse 1) I am the first, I am the last I am the ghost of who I'm gonna be I am the one that you call Father I am the one that you call Son I am the lamb who's led to slaughter I am the wolf who hunts the sun
(Terjemahan Verse 1) Aku adalah yang pertama, aku adalah yang terakhir Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah orang yang kau sebut Ayah Aku adalah orang yang kau sebut Anak Aku adalah domba yang digiring ke pembantaian Aku adalah serigala yang memburu matahari
Di awal lagu ini, kita langsung disuguhkan dengan klaim identitas yang sangat kuat dan paradoksikal. Sang narator, yang kita duga adalah entitas sentral dalam lagu ini, menyatakan dirinya sebagai "the first" dan "the last". Ini adalah julukan yang sering dikaitkan dengan Tuhan dalam tradisi Abrahamik, menunjukkan keabadian dan kekuasaan tertinggi. Namun, ia juga menyebut dirinya sebagai "the ghost of who I'm gonna be", sebuah pengakuan yang menarik. Ini bisa diartikan sebagai refleksi masa lalu yang menghantui masa depan, atau mungkin ketidakpastian tentang identitasnya sendiri meskipun memiliki klaim keilahian. Pernyataan ini menciptakan ketegangan antara kekuasaan absolut dan kerentanan atau ketidakpastian. Lanjutannya, klaim sebagai "Father" dan "Son" semakin memperdalam kontradiksi ini. Dalam banyak teologi Kristen, Bapa dan Anak adalah dua entitas ilahi yang berbeda namun satu. Dengan mengklaim keduanya, narator bisa jadi sedang bermain dengan konsep Trinitas, atau mungkin menegaskan posisinya sebagai figur sentral yang mencakup semua peran. Kemudian, ada gambaran "lamb who's led to slaughter" dan "wolf who hunts the sun". Ini adalah perbandingan yang sangat tajam. Sang domba yang tak berdaya melambangkan pengorbanan, kepasrahan, dan penderitaan, seringkali dikaitkan dengan Yesus Kristus. Di sisi lain, serigala yang memburu matahari menyiratkan kekuatan predator, agresi, dan pemberontakan. Matahari sendiri bisa melambangkan kebenaran, cahaya ilahi, atau keteraturan. Memburu matahari berarti menantang tatanan yang ada atau mencari kehancuran. Kombinasi ini menunjukkan dualitas yang ekstrem dalam diri narator: ia adalah korban sekaligus predator, yang suci sekaligus yang gelap. Ini membuat pendengar langsung bertanya-tanya, siapa sebenarnya entitas yang berbicara ini? Apakah ia tuhan, iblis, atau sesuatu yang lain sama sekali? Penggunaan kata "ghost" juga bisa diinterpretasikan sebagai representasi dari sesuatu yang transenden, sesuatu yang tidak sepenuhnya ada di dunia fisik, atau mungkin kenangan yang terus menghantui. Semuanya menjadi sangat menarik, bukan, guys?
(Chorus) Mary, Mary on the cross Will you help me? Mary, Mary on the cross Help me, please Mary, Mary on the cross Will you help me? Mary, Mary on the cross Help me, please
(Terjemahan Chorus) Mary, Mary di kayu salib Maukah kau membantuku? Mary, Mary di kayu salib Tolong aku, kumohon Mary, Mary di kayu salib Maukah kau membantuku? Mary, Mary di kayu salib Tolong aku, kumohon
Nah, di chorus inilah kita menemukan inti dari permintaan sang narator. Ia berulang kali memanggil "Mary", dan secara spesifik menyebutnya "Mary on the cross". Ini adalah referensi yang sangat kuat dan bisa menimbulkan berbagai interpretasi. Siapakah Mary ini? Kemungkinan besar, ini merujuk pada Bunda Maria, ibu Yesus Kristus. Mengapa ia dipanggil saat berada di kayu salib? Ini adalah gambaran yang unik. Biasanya, Bunda Maria digambarkan mendampingi Yesus saat penyaliban, bukan berada di kayu salib itu sendiri. Namun, dalam konteks lirik ini, menempatkan Mary di kayu salib bisa jadi simbolisasi penderitaan yang luar biasa, atau mungkin penegasan peran sentralnya dalam kisah penebusan. Permintaan yang berulang untuk "help me" menunjukkan keputusasaan dan kerentanan yang mendalam dari narator. Meskipun di bait pertama ia mengklaim kekuasaan absolut dan dualitas yang ekstrem, di chorus ia merendahkan diri dan memohon pertolongan. Ini menciptakan kontras yang sangat menarik. Apakah ia memohon pertolongan dari figur ibu yang penuh kasih sayang dan pengorbanan? Atau apakah ada makna yang lebih gelap di balik pemanggilan ini? Panggilan ini bisa diartikan sebagai pencarian penebusan, perlindungan, atau bahkan pengampunan atas tindakan-tindakan yang telah dilakukannya. Dalam pandangan agama, Bunda Maria seringkali dilihat sebagai perantara antara manusia dan Tuhan, serta simbol cinta ibu yang tak bersyarat. Dengan memanggilnya, sang narator mungkin sedang mencari jalan keluar dari kegelapan atau penderitaan yang ia alami. Namun, mengingat image band Ghost, selalu ada kemungkinan interpretasi yang lebih ambigu atau bahkan satir. Mungkin pemanggilan ini bukan sekadar permohonan tulus, tetapi bagian dari permainan yang lebih besar, atau cara untuk mengejek kesucian itu sendiri. Apapun itu, repetisi yang kuat pada bagian chorus ini membuat permintaan pertolongan tersebut terasa mendesak dan beresonansi, meninggalkan pendengar dengan pertanyaan tentang sifat sebenarnya dari penderitaan sang narator dan siapa sebenarnya Mary yang ia panggil.
(Verse 2) I am the bride, I am the groom I am the uterus, I am the womb I am the father, I am the son I am the holy one I am the holy one I am the holy one
(Terjemahan Verse 2) Aku adalah pengantin wanita, aku adalah pengantin pria Aku adalah rahim, aku adalah janin Aku adalah ayah, aku adalah anak Aku adalah yang suci Aku adalah yang suci Aku adalah yang suci
Di verse kedua ini, narator terus melanjutkan permainan identitasnya yang kompleks dan penuh kontradiksi, bahkan semakin merambah ke ranah yang sangat intim dan primordial. Ia menyatakan dirinya sebagai "the bride" dan "the groom". Ini adalah simbol hubungan yang mendasar dalam kehidupan manusia, pernikahan, yang melambangkan persatuan dan penciptaan. Dengan mengklaim kedua peran tersebut, ia bisa jadi sedang menegaskan bahwa ia adalah sumber dari segala koneksi, entitas yang melengkapi dirinya sendiri, atau bahkan representasi dari dualitas gender itu sendiri. Setelah itu, ia menyebut dirinya sebagai "the uterus" dan "the womb". Rahim dan janin adalah simbol kehidupan itu sendiri, titik awal dari segala eksistensi. Ini memperkuat klaimnya sebagai pencipta atau sumber segala sesuatu. Sang narator tampaknya ingin menunjukkan bahwa ia mencakup seluruh siklus kehidupan, dari konsepsi hingga penciptaan. Kombinasi "bride" dan "groom", bersama dengan "uterus" dan "womb", bisa diinterpretasikan sebagai pengakuan atas kekuatan prokreasi yang ia miliki, atau mungkin sebagai metafora untuk penciptaan spiritual atau artistik. Ia adalah awal dan akhir, pencipta dan ciptaan. Bagian yang paling mencolok di verse ini adalah pengulangan klaim sebagai "the father, I am the son", yang sudah muncul di verse pertama, diikuti oleh penegasan yang berulang-ulang: "I am the holy one." Pengulangan ini bukan tanpa alasan. Ini adalah penekanan yang sangat kuat, seolah-olah narator sedang mencoba meyakinkan dirinya sendiri, atau mungkin pendengarnya, tentang kesucian dan keilahiannya. Dengan mengulanginya tiga kali, ia menciptakan semacam mantra atau afirmasi yang menggema. Ini bisa menjadi bentuk arogansi ilahi, klaim kekuasaan absolut, atau bahkan upaya untuk menutupi keraguan atau rasa bersalah yang tersembunyi di balik penampilan suci tersebut. Dalam konteks teologis, konsep "the holy one" sangatlah sentral. Ini adalah atribut utama Tuhan. Dengan mengklaim gelar ini secara berulang, narator menempatkan dirinya setara dengan Tuhan, atau bahkan sebagai entitas ilahi yang baru. Namun, mengingat tema-tema yang sering dieksplorasi oleh Ghost, klaim kesucian ini bisa jadi disajikan secara ironis, sebagai cara untuk mengkritik kemunafikan agama atau menyoroti sisi gelap dari apa yang dianggap suci. Ini membuat pendengar terus menerus dihadapkan pada ambiguitas: apakah narator ini benar-benar suci, atau ia hanya menggunakan label kesucian untuk tujuan tertentu? Permainan identitas yang over the top ini menambah kedalaman misteri pada lagu ini, membuat kita terus menebak-nebak siapa sebenarnya naratornya dan apa tujuannya.
(Bridge) You are the father, you are the son You are the holy one You are the holy one You are the holy one Mary, Mary on the cross Will you help me? Mary, Mary on the cross Help me, please
(Terjemahan Bridge) Kau adalah ayah, kau adalah anak Kau adalah yang suci Kau adalah yang suci Kau adalah yang suci Mary, Mary di kayu salib Maukah kau membantuku? Mary, Mary di kayu salib Tolong aku, kumohon
Bagian bridge lagu ini membawa pergeseran yang menarik. Setelah narator mendefinisikan dirinya sendiri dengan berbagai identitas yang kontradiktif dan ilahi, di sini ia mulai mengalamatkan "You". Siapakah "You" ini? Bisa jadi ia sedang berbicara kepada Tuhan, atau mungkin kepada pendengar, atau bahkan kepada dirinya sendiri dalam cermin. Klaim "You are the father, you are the son" dan "You are the holy one" yang diulang-ulang, sama seperti di verse sebelumnya, kini diarahkan kepada entitas lain. Ini bisa diartikan sebagai refleksi dari identitas yang sama, seolah-olah sang narator melihat dirinya terpantul pada entitas lain ini. Atau, ini bisa menjadi pengakuan bahwa entitas yang ia panggil, yaitu Mary, memiliki sifat-sifat ilahi yang sama, atau bahwa ia melihat unsur-uns ilahi dalam penderitaan Mary di kayu salib. Pengulangan "You are the holy one" tiga kali di sini menguatkan gagasan tentang kesucian yang sentral, baik yang diklaim oleh narator maupun yang ditujukan kepada "You". Setelah penegasan ini, lagu kembali ke inti permohonan, memanggil "Mary, Mary on the cross" lagi, dan mengulang permintaan bantuan. Ini menghubungkan kembali tema identitas ilahi yang kompleks dengan kebutuhan mendesak akan pertolongan. Seolah-olah, setelah mencoba memahami atau mengklaim sifat keilahian, narator menyadari bahwa ia tetap membutuhkan campur tangan dari luar, dari sosok Mary yang berada di kayu salib. Bagian ini menunjukkan bahwa meskipun ada klaim kekuatan dan kesucian, ada titik di mana sang narator merasa rentan dan membutuhkan dukungan. Ini bisa menjadi momen keraguan, pengakuan akan keterbatasan, atau sekadar strategi untuk menarik perhatian Mary. Sekali lagi, Ghost berhasil menciptakan lapisan makna yang ambigu. Apakah "You" yang disebut suci ini adalah representasi dari kebaikan yang dicari, atau justru kejahatan yang ia coba panggil? Dan apakah pemanggilan Mary di kayu salib ini adalah bentuk devosi yang tulus, atau sarkasme terhadap simbol-simbol suci? Keterkaitan antara identitas ilahi yang klaim dan permohonan pertolongan yang putus asa ini adalah jantung dari drama dalam lagu "Mary on Cross", guys. Ini membuat kita terus bertanya-tanya tentang siapa yang sebenarnya berbicara dan apa yang sebenarnya ia alami.
(Outro) I am the ghost of who I'm gonna be I am the ghost of who I'm gonna be I am the ghost of who I'm gonna be I am the ghost of who I'm gonna be I am the ghost of who I'm gonna be I am the ghost of who I'm gonna be
(Terjemahan Outro) Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi Aku adalah hantu dari siapa aku akan menjadi
Dan akhirnya, kita sampai di bagian outro. Bagian ini ditutup dengan pengulangan yang sangat kuat dari kalimat "I am the ghost of who I'm gonna be." Pengulangan ini bukan sekadar penutup, melainkan penekanan akhir yang sangat signifikan. Ini kembali ke salah satu frasa kunci dari verse pertama, memberikan kesan melingkar pada lagu ini. Apa makna sebenarnya dari pengulangan ini? Pertama, ia bisa jadi menandakan ketidakpastian yang abadi. Sang narator terus dihantui oleh potensi masa depannya, atau mungkin oleh orang yang ia inginkan untuk menjadi, namun belum tercapai. Frasa "ghost of who I'm gonna be" menyiratkan bahwa masa depan itu belum pasti, masih berupa bayangan, atau sesuatu yang terus-menerus mengejarnya. Pengulangan yang masif ini menciptakan perasaan terjebak dalam siklus ketidakpastian dan penyesalan. Ia terus-menerus diingatkan tentang potensi yang belum terwujud atau jalan yang mungkin salah. Kedua, ini bisa menjadi ungkapan keputusasaan yang mendalam. Terlepas dari semua klaim identitas ilahi, dualitas ekstrem, dan permohonan pertolongan, pada akhirnya narator merasa tidak memiliki kendali atas siapa dirinya di masa depan. Ia hanyalah sebuah bayangan, sebuah potensi yang belum terdefinisi, atau mungkin seseorang yang telah kehilangan jejak diri sejatinya. Ketiga, ini bisa menjadi komentar tentang sifat eksistensi itu sendiri. Mungkin lagu ini ingin menyampaikan bahwa kita semua pada dasarnya adalah 'hantu' dari diri kita yang akan datang, terus-menerus berjuang untuk mendefinisikan dan mewujudkan diri kita di masa depan. Pengulangan yang terus-menerus ini bisa juga berfungsi sebagai mantra yang menakutkan, seolah-olah narator sedang mencoba mengutuk dirinya sendiri atau mengkonfirmasi takdirnya yang tidak pasti. Di akhir lagu, kita dibiarkan merenungkan ambiguitas yang tersisa. Permohonan pertolongan kepada Mary di kayu salib, klaim-klaim ilahi yang bombastis, dan pengakuan terakhir akan ketidakpastian eksistensial, semuanya berpadu menciptakan gambaran yang kompleks tentang perjuangan batin. Pesan yang disampaikan bisa jadi sangat gelap, menyoroti kegagalan dalam mencari penebusan atau keilahian, dan menyisakan rasa kehampaan. Ini adalah penutup yang kuat dan menggugah pikiran, khas dari Ghost. Ini benar-benar membuat kita berpikir, guys.
Interpretasi Lebih Luas: Perjuangan Iman dan Identitas
Secara keseluruhan, lagu "Mary on Cross" ini kayaknya bukan sekadar lagu rock biasa, guys. Ghost kayaknya lagi ngajak kita buat mikir lebih dalam tentang konsep iman, identitas, dan dualitas dalam diri manusia. Lagu ini ngajak kita buat ngeliat sisi gelap dari hal-hal yang sering kita anggap suci, dan juga sisi terang dari sesuatu yang gelap. Si narator yang ngaku sebagai Bapa, Anak, domba, serigala, pengantin, rahim, itu semua kayak menunjukkan bahwa dalam satu entitas bisa ada banyak kontradiksi. Ini bisa jadi metafora buat kompleksitas manusia, di mana kita bisa punya sifat baik dan buruk dalam waktu bersamaan. Permohonan tolong ke Bunda Maria di kayu salib itu menarik banget. Di satu sisi, ini bisa jadi panggilan tulus dari jiwa yang tersiksa. Tapi di sisi lain, bisa juga jadi cara untuk mengejek atau mempertanyakan kekuatan iman itu sendiri. Ghost kan emang suka main sama simbol-simbol agama dan bikin kita mikir ulang soal itu. Penggunaan Mary di kayu salib juga unik. Biasanya Bunda Maria itu simbol keibuan dan kasih sayang yang tenang, tapi di sini dia diletakkan di posisi penderitaan yang ekstrem. Ini bisa jadi representasi bahwa bahkan sosok yang paling suci pun bisa mengalami rasa sakit yang luar biasa, atau bahwa dalam penderitaan itu ada kekuatan tertentu. Terus, outro yang ngulang-ngulang "I am the ghost of who I'm gonna be" itu bener-bener ngena. Ini kayak pengingat bahwa masa depan itu selalu nggak pasti, dan kita semua kayak berjuang buat nemuin jati diri kita. Kadang, meskipun kita punya ambisi besar atau klaim yang kuat, kita tetep aja ngerasa kayak bayangan yang belum terbentuk. Lagu ini kayak ngajak kita untuk merenungin pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang bikin pusing tapi penting: Siapa kita sebenarnya? Apa tujuan kita? Dan bagaimana kita menghadapi kegelapan dan cahaya dalam diri kita? Pesan yang disampaikan Ghost di sini kayaknya cukup filosofis dan buat kita mikir ulang banyak hal, guys. Nggak heran kalau lagu ini jadi favorit banyak orang, karena selain musiknya yang catchy, maknanya juga dalem banget.
Penutup
Gimana, guys? Udah lebih tercerahkan belum soal makna lagu "Mary on Cross"? Lagu ini emang kompleks dan punya banyak lapisan arti. Dari klaim ilahi yang paradoksikal sampai permohonan pertolongan yang putus asa, Ghost bener-bener ngasih kita sebuah karya yang bikin penasaran dan terus kepikiran. Semoga terjemahan dan penjelasan ini bisa membantu kalian lebih menikmati lagu ini ya. Jangan lupa buat terus eksplorasi musik dan maknanya, karena di setiap lagu, pasti ada cerita yang menarik buat diungkap. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, dan tetap semangat berkarya! Dadah!