Jurnal Tanpa ISSN: Kenali Ciri Dan Bahayanya

by Jhon Lennon 45 views

Halo guys! Pernah nggak sih kalian nemu jurnal yang kelihatannya keren banget, tapi pas dicek, kok nggak ada nomor ISSN-nya? Nah, ini nih yang bakal kita bahas tuntas hari ini: jurnal tanpa ISSN. Penting banget buat kita kenali ciri-cirinya biar nggak salah langkah, apalagi kalau ini menyangkut dunia akademik atau penelitian. Jadi, apa sih sebenarnya ISSN itu, kenapa jurnal yang valid harus punya, dan apa aja bahaya kalau kita salah pilih jurnal? Yuk, kita bedah satu per satu biar wawasan kita makin luas dan nggak gampang ketipu sama jurnal abal-abal. Kita akan bahas mulai dari definisi dasar sampai tips praktis cara ngeceknya. Siap? Ayo kita mulai petualangan informatif ini!

Apa Itu ISSN dan Kenapa Penting?

Pertama-tama, biar kita semua sepaham, mari kita luruskan dulu soal ISSN. Guys, ISSN itu singkatan dari International Standard Serial Number. Jadi, gampangnya, ini tuh kayak nomor identitas unik buat publikasi berkala, kayak jurnal, majalah, atau koran. Bayangin aja kayak nomor KTP buat manusia, tapi ini buat jurnal. Nah, nomor ini tuh penting banget karena fungsinya banyak. Nomor ISSN ini dikeluarkan oleh organisasi internasional yang namanya ISSN International Centre di Paris, Prancis, tapi pendaftarannya bisa melalui national centres di tiap negara. Di Indonesia, ada lembaga yang ngurusin pendaftaran ISSN, biasanya sih di bawah lembaga ilmu pengetahuan gitu. Kenapa sih kok harus ada nomor ini? Gampangnya gini, nomor ISSN ini memastikan kalau jurnal yang kita pegang itu beneran ada, terdaftar, dan diakui secara internasional. Ini juga mempermudah proses pencarian, katalogisasi, dan pertukaran informasi jurnal di seluruh dunia. Jadi, kalau ada jurnal yang ngaku-ngaku keren tapi nggak punya nomor ISSN, nah, itu patut dicurigai, guys. Tanpa ISSN, jurnal itu bisa dibilang nggak punya 'kartu identitas' resmi. Ini ibarat kita punya barang bermerek tapi nggak ada label hologram atau nomor seri otentiknya. Bisa jadi palsu, kan? Makanya, pentingnya nomor ISSN itu nggak bisa ditawar lagi buat jurnal yang mau dianggap serius dan kredibel. Ini juga jadi jaminan kualitas, lho. Jurnal yang sudah punya ISSN biasanya sudah melewati proses seleksi yang lumayan ketat. Mereka harus memenuhi standar tertentu, baik dari segi konten, proses editorial, maupun frekuensi terbitnya. Jadi, kalau kamu lagi nyari referensi buat tugas kuliah, skripsi, tesis, disertasi, atau bahkan buat publikasi ilmiah kamu sendiri, memastikan jurnal punya ISSN itu langkah pertama yang wajib banget kamu lakukan. Jangan sampai waktu dan tenaga kamu habis buat ngerangkum informasi dari jurnal yang ternyata nggak kredibel gara-gara nggak punya ISSN. Itu sih sayang banget, kan? Ingat ya, ISSN itu bukan cuma sekadar angka, tapi bukti validitas dan kredibilitas sebuah publikasi berkala. Jadi, jangan pernah sepelekan hal ini, guys!

Ciri-Ciri Jurnal Tanpa ISSN yang Perlu Diwaspadai

Oke, guys, setelah kita paham pentingnya ISSN, sekarang saatnya kita ngomongin ciri-ciri jurnal tanpa ISSN yang perlu banget kamu waspadai. Biar kamu nggak salah pilih, nih. Pertama, yang paling jelas, ya nggak ada nomor ISSN-nya sama sekali. Di bagian depan jurnal, biasanya di halaman sampul atau halaman judul, itu ada informasi penting kayak nama jurnal, volume, nomor terbit, tahun terbit, dan pastinya nomor ISSN. Nah, kalau di sana kosong melompong, nggak ada jejak ISSN, ya sudah, itu tanda bahaya pertama. Tapi, kadang ada juga jurnal yang kelihatan punya ISSN, tapi pas dicek ternyata palsu atau nomornya salah. Makanya, jangan cuma percaya sama tulisan di sampul, ya. Kedua, jurnal abal-abal ini seringkali punya kualitas konten yang nggak banget. Artikelnya itu nggak terstruktur, bahasanya campur aduk, banyak typo, terus referensinya juga ngaco atau bahkan nggak ada. Proses review artikelnya juga dipertanyakan. Kadang isinya cuma opini pribadi penulis tanpa dasar penelitian yang kuat. Beda banget sama jurnal yang punya ISSN, yang biasanya sudah melewati proses peer-review yang ketat. Ketiga, soal tampilan fisik atau desainnya. Kebanyakan jurnal yang kredibel itu punya desain yang profesional dan konsisten. Nah, kalau kamu nemu jurnal yang tampilannya lusuh, desainnya berantakan, font-nya nggak seragam, atau banyak iklan yang nggak relevan, itu patut dicurigai juga. Kualitas cetaknya juga biasanya jelek. Keempat, soal penerbitnya. Jurnal yang terpercaya biasanya diterbitkan oleh institusi yang jelas, misalnya universitas, lembaga penelitian, atau asosiasi profesional yang sudah dikenal. Kalau penerbitnya nggak jelas, cuma nama perorangan atau yayasan yang nggak punya rekam jejak, nah, itu juga patut diwaspadai. Kelima, frekuensi terbitnya nggak jelas. Jurnal yang kredibel itu punya jadwal terbit yang teratur, entah itu bulanan, triwulanan, atau tahunan. Kalau ada jurnal yang terbitnya nggak menentu, kadang setahun sekali, kadang dua tahun sekali, atau bahkan nggak terbit-terbit lagi, itu juga bisa jadi indikasi masalah. Keenam, soal website-nya. Kalau jurnal itu punya website, biasanya website-nya juga kelihatan nggak profesional. Informasinya minim, navigasinya susah, atau bahkan nggak ada sama sekali. Beda sama website jurnal bereputasi yang informatif dan gampang diakses. Terakhir, dan ini penting banget, jurnal tanpa ISSN ini seringkali nggak terindeks di database jurnal ilmiah yang terkemuka, seperti Google Scholar, Scopus, Web of Science, atau Garuda. Kalau kamu nyari di database-database itu dan jurnal yang kamu maksud nggak ada, ya kemungkinan besar itu jurnal yang nggak kredibel. Jadi, guys, jangan cuma lihat judulnya yang bombastis, tapi periksa juga detail-detail kecil ini ya. Cek ISSN-nya, perhatikan kualitas isinya, lihat penerbitnya, dan jangan lupa cek indeksasinya. Ingat, waktu dan usaha kamu itu berharga, jangan sampai terbuang sia-sia karena salah pilih jurnal. Tetap kritis dan teliti, ya!

Dampak Negatif Memakai Jurnal Tanpa ISSN

Nah, guys, sekarang kita udah sampai di bagian paling krusial: apa sih dampaknya kalau kita nekat atau nggak sengaja pakai jurnal tanpa ISSN? Ini penting banget buat kamu yang lagi ngerjain tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, atau bahkan kalau kamu seorang akademisi yang mau publikasi. Dampak negatifnya itu lumayan banyak dan bisa bikin repot, lho. Pertama, yang paling utama adalah validitas dan kredibilitas karya kamu jadi dipertanyakan. Bayangin aja, kamu udah susah payah nulis skripsi atau tesis, terus kamu kutip dari jurnal yang ternyata nggak punya ISSN dan nggak kredibel. Dosen pembimbing atau penguji kamu pasti bakal langsung curiga. Mereka bakal nanya, "Ini kutipannya dari mana? Jurnal ini terpercaya nggak?" Kalau jawabannya nggak memuaskan, ya nilai kamu bisa terancam, guys. Kredibilitas penelitian kamu jadi anjlok karena dasarnya aja udah nggak kuat. Ibarat bangun rumah, pondasinya aja udah rapuh, gimana mau kokoh bangunannya? Kedua, informasi yang kamu dapat bisa jadi nggak akurat atau bahkan salah. Jurnal tanpa ISSN itu seringkali nggak melewati proses peer-review yang benar. Akibatnya, isinya bisa aja hasil dari penelitian yang cacat metodologi, data yang nggak valid, atau bahkan opini pribadi yang nggak didukung bukti ilmiah. Kalau kamu pakai informasi yang salah buat dasar penelitian kamu, ya hasilnya pasti ngaco. Ini bisa berujung pada kesimpulan yang salah, rekomendasi yang nggak tepat, dan pada akhirnya merusak integritas ilmiah kamu. Ketiga, risiko terkena plagiarisme atau isu etika lainnya. Kadang, jurnal yang nggak jelas itu bisa aja menerbitkan karya orang lain tanpa izin atau bahkan mengambil data dari sumber lain tanpa atribusi yang benar. Kalau kamu nggak hati-hati dan mengutip dari jurnal seperti ini, tanpa sadar kamu bisa aja ikut terlibat dalam kasus plagiarisme atau pelanggaran etika. Reputasinya bisa rusak parah, lho. Keempat, kesulitan dalam proses akreditasi atau publikasi di jurnal bereputasi. Kalau kamu mau lanjut S2 atau S3, atau mau mengajukan proposal penelitian, biasanya ada syarat minimal publikasi di jurnal yang terakreditasi atau bereputasi. Nah, kalau kamu cuma punya publikasi dari jurnal tanpa ISSN, itu nggak akan dihitung, guys. Malah bisa jadi nilai tambah kalau kamu punya publikasi di jurnal yang valid. Sebaliknya, kalau cuma dari jurnal abal-abal, ya nggak ada gunanya. Kelima, membuang-buang waktu dan tenaga kamu secara sia-sia. Kamu udah luangin waktu berjam-jam buat baca jurnal, merangkum isinya, terus ternyata jurnal itu nggak valid. Itu kan rasanya kayak kerja rodi tapi hasilnya nol. Belum lagi kalau harus ngulang lagi nyari sumber yang bener. Udah capek, buang waktu, buang tenaga, hasilnya nggak memuaskan. Sayang banget, kan? Keenam, merusak reputasi akademik kamu dalam jangka panjang. Sekali kamu teridentifikasi sering menggunakan sumber yang nggak kredibel, pandangan orang terhadap kamu bisa berubah. Kamu bisa dianggap kurang teliti, kurang serius dalam belajar atau meneliti. Ini bisa jadi catatan buruk yang ngikutin kamu terus. Jadi, guys, penting banget buat ekstra hati-hati. Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah nomor ISSN. Ini bukan sekadar formalitas, tapi penanda kualitas dan validitas. Selalu cek dan ricek sebelum kamu memutuskan untuk menggunakan sebuah jurnal sebagai referensi. Prioritaskan jurnal yang terindeks di database terpercaya dan punya ISSN yang jelas. Keselamatan akademik kamu dan integritas penelitian kamu itu taruhannya, lho. Jangan sampai nyesel di kemudian hari ya, guys!

Cara Memastikan Jurnal Memiliki ISSN yang Valid

Oke, guys, setelah tahu betapa pentingnya ISSN dan bahayanya jurnal yang nggak punya nomor ini, sekarang saatnya kita belajar cara memastikan jurnal memiliki ISSN yang valid. Biar nggak salah pilih dan karya kita tetap terjaga kredibilitasnya. Gampang kok caranya, ada beberapa langkah yang bisa kamu ikuti. Pertama, cek langsung di fisik jurnalnya. Nah, ini cara paling dasar. Biasanya, nomor ISSN itu tercetak di bagian sampul depan, halaman judul, atau kadang di halaman hak cipta (copyright page). Cari aja tulisan 'ISSN' diikuti dengan deretan angka yang dipisah tanda hubung. Ada dua jenis ISSN: ISSN untuk versi cetak (print ISSN) dan ISSN untuk versi online (e-ISSN). Kadang keduanya tercantum. Kalau cuma ada satu, pastikan sesuai sama format jurnal yang kamu pegang (cetak atau online). Kalau nggak nemu sama sekali di fisik jurnal, nah, itu patut dicurigai, ya. Kedua, cek website resmi jurnalnya. Jurnal yang kredibel biasanya punya website sendiri yang informatif. Di sana, kamu bisa cari bagian 'About Us', 'Editorial Board', 'Contact', atau 'Indexing'. Nomor ISSN biasanya dicantumkan di bagian-bagian ini. Pastikan nomor yang tertera di website sama dengan yang ada di fisik jurnal (kalau ada). Kalau website-nya nggak jelas atau nggak mencantumkan ISSN, mending jangan dipakai dulu deh. Ketiga, dan ini yang paling ampuh, verifikasi melalui database ISSN resmi. Ada dua cara utama di sini. Yang pertama, kamu bisa kunjungi website resmi ISSN International Centre (issn.org). Di sana ada fitur pencarian database jurnal yang sudah terdaftar ISSN-nya. Tinggal masukkan judul jurnalnya, nanti akan muncul datanya kalau jurnal itu memang terdaftar. Cara kedua, kalau kamu di Indonesia, kamu bisa coba cek di database ISSN yang dikelola oleh lembaga nasional yang berwenang. Biasanya, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) punya portal atau database untuk cek ISSN. Cari aja di website Perpusnas atau portal informasi jurnal nasional yang mereka sediakan. Dengan mengecek di database resmi ini, kamu bisa memastikan apakah nomor ISSN yang tertera itu benar-benar terdaftar dan valid. Kalau nomornya nggak muncul di database, berarti jurnal itu nggak punya ISSN resmi. Keempat, cek indeksasinya di database ilmiah terkemuka. Jurnal yang punya ISSN dan kredibel biasanya akan terindeks di database seperti Google Scholar, Garuda (untuk jurnal Indonesia), Scopus, Web of Science, atau database spesifik bidang ilmu lainnya. Coba cari jurnalnya di Google Scholar. Kalau muncul dan ada detailnya, biasanya itu indikasi yang baik. Tapi, perlu diingat, terindeks di Google Scholar saja belum cukup jadi jaminan 100% kredibel, tapi itu langkah awal yang bagus. Kalau jurnalnya terindeks di Scopus atau Web of Science, nah, itu baru mantap! Kelima, perhatikan informasi penerbitnya. Jurnal yang punya ISSN biasanya diterbitkan oleh institusi yang jelas dan punya rekam jejak, seperti universitas, lembaga penelitian, atau asosiasi profesi. Cek informasi tentang penerbit di website jurnal. Kalau penerbitnya nggak jelas atau nggak punya website sendiri, patut dicurigai. Jadi, guys, kombinasi dari langkah-langkah di atas akan sangat membantu kamu. Jangan cuma mengandalkan satu cara. Cek fisik jurnalnya, lihat websitenya, verifikasi di database ISSN, dan cek indeksasinya. Kalau semua informasi sudah clear dan mendukung, baru deh kamu bisa yakin kalau jurnal itu punya ISSN yang valid dan kredibel. Ingat, teliti sebelum submit atau sebelum mengutip. Jangan sampai karya kamu jadi nggak berharga cuma karena salah pilih referensi, ya!

Kesimpulan: Pilihlah Jurnal Berkredibilitas dengan ISSN

Jadi, guys, kesimpulannya gimana nih soal jurnal tanpa ISSN? Gampang banget, guys. Hindari sejauh mungkin! Kenapa? Karena jurnal tanpa ISSN itu ibarat makanan tanpa label halal atau BPOM. Kamu nggak tahu pasti isinya apa, keamanannya gimana, dan yang paling penting, keasliannya. Nomor ISSN itu bukan cuma sekadar angka keren yang dicetak di jurnal. Pentingnya nomor ISSN itu adalah sebagai penanda identitas, validitas, dan kredibilitas sebuah publikasi ilmiah berkala. Tanpa ISSN, sebuah jurnal itu nggak punya 'izin edar' resmi di dunia akademik internasional. Ini bisa berakibat fatal buat penelitian kamu, mulai dari informasi yang nggak akurat, kualitas karya yang rendah, sampai reputasi akademik kamu yang bisa tercoreng. Kita udah bahas ciri-cirinya, mulai dari nggak adanya nomor ISSN yang jelas, kualitas konten yang meragukan, tampilan yang nggak profesional, penerbit yang nggak jelas, sampai nggak terindeks di database manapun. Semua itu adalah lampu merah yang harus kamu perhatikan. Dampak negatifnya juga udah kita kupas tuntas: karya kamu bisa ditolak, nilai kamu bisa terancam, kamu bisa terlibat plagiarisme, dan karir akademik kamu bisa terhambat. Makanya, sebagai penutup, saya mau tekankan lagi ke kalian semua: Selalu prioritaskan jurnal yang punya ISSN valid dan terindeks di database terkemuka. Lakukan verifikasi, jangan malas buat ngecek. Gunakan database ISSN resmi, cek Google Scholar, Garuda, atau database lain yang relevan. Pilihlah sumber referensi yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Ingat, guys, dalam dunia akademik, kualitas dan integritas itu nomor satu. Jangan sampai perjuangan kamu bertahun-tahun dalam menempuh pendidikan atau melakukan penelitian jadi sia-sia cuma gara-gara referensi yang nggak kredibel. Jadi, mulai sekarang, jadikan kebiasaan untuk selalu teliti dalam memilih jurnal. Cek ISSN-nya, cek kredibilitasnya. Jurnal yang baik adalah jurnal yang terpercaya, dan ISSN adalah salah satu kunci utamanya. Tetap semangat belajar dan meneliti, guys! Semoga karya-karya kalian semua berkualitas dan membawa manfaat. Kalau ada pertanyaan lagi, jangan ragu komentar di bawah ya!