Backchanneling: Pengertian, Fungsi, Dan Contohnya!

by Jhon Lennon 51 views

Hey guys! Pernah gak sih kalian lagi asik ngobrol sama seseorang, terus kalian ngangguk-angguk, bilang "oh gitu", atau "hmm", padahal sebenarnya itu bukan berarti kalian setuju atau paham banget? Nah, itulah yang namanya backchanneling! Backchanneling ini adalah bagian penting dari komunikasi yang seringkali kita gak sadari. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu backchanneling, kenapa penting, dan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Backchanneling?

Backchanneling adalah segala bentuk umpan balik verbal dan nonverbal yang kita berikan kepada pembicara untuk menunjukkan bahwa kita sedang mendengarkan, memahami, dan tertarik dengan apa yang mereka katakan. Ini bukan interupsi, ya! Backchanneling lebih ke arah memberikan sinyal bahwa kita hadir dalam percakapan dan mendorong pembicara untuk terus berbicara. Jadi, bayangkan aja kalian lagi jadi cheerleader buat si pembicara, tapi versi lebih halus dan sopan. Backchanneling juga bisa diartikan sebagai cara kita untuk menunjukkan perhatian tanpa mengambil alih percakapan. Bentuknya bisa beragam, mulai dari kata-kata pendek seperti "iya", "terus", "wah", sampai gestur seperti anggukan kepala, senyuman, atau bahkan tatapan mata yang fokus. Intinya, semua tindakan ini bertujuan untuk membangun koneksi dan membuat pembicara merasa didengarkan. Dalam dunia linguistik, backchanneling ini sering disebut juga sebagai responsive tokens atau minimal responses. Fungsinya bukan cuma sekadar mengisi kekosongan dalam percakapan, tapi juga memainkan peran penting dalam menjaga alur komunikasi tetap lancar. Backchanneling membantu pembicara untuk merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menyampaikan pesan mereka dengan lebih baik. Selain itu, backchanneling juga bisa membantu kita sebagai pendengar untuk memproses informasi dengan lebih efektif. Dengan memberikan umpan balik secara aktif, kita jadi lebih fokus dan terlibat dalam percakapan, sehingga kita bisa memahami apa yang dikatakan dengan lebih baik. Jadi, bisa dibilang backchanneling ini adalah senjata rahasia dalam komunikasi yang efektif. Dengan menguasai seni backchanneling, kita bisa menjadi pendengar yang lebih baik, membangun hubungan yang lebih kuat, dan membuat percakapan jadi lebih menyenangkan. Jangan lupa, backchanneling ini bukan cuma soal kata-kata, tapi juga soal bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Jadi, pastikan kita memberikan umpan balik yang tulus dan sesuai dengan konteks percakapan. Kalau kita cuma ngangguk-ngangguk tanpa benar-benar mendengarkan, si pembicara pasti akan merasa aneh dan gak nyaman.

Fungsi Backchanneling dalam Komunikasi

Fungsi utama backchanneling adalah untuk memberikan umpan balik kepada pembicara, menunjukkan bahwa kita sedang mendengarkan dan memahami apa yang mereka katakan. Tapi, sebenarnya fungsi backchanneling ini jauh lebih kompleks dari itu, guys! Backchanneling memainkan peran penting dalam menjaga alur percakapan tetap lancar, membangun hubungan yang lebih kuat, dan menciptakan suasana komunikasi yang positif. Mari kita bahas lebih detail tentang fungsi-fungsi penting backchanneling dalam komunikasi:

  1. Menunjukkan Perhatian dan Keterlibatan: Backchanneling adalah cara paling sederhana dan efektif untuk menunjukkan kepada pembicara bahwa kita benar-benar mendengarkan dan tertarik dengan apa yang mereka katakan. Anggukan kepala, senyuman, atau kata-kata seperti "iya", "oh gitu", atau "wah" memberikan sinyal bahwa kita hadir dalam percakapan dan memperhatikan setiap detail yang mereka sampaikan. Ini membuat pembicara merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berbicara.
  2. Mendorong Pembicara untuk Melanjutkan: Backchanneling berfungsi sebagai umpan balik positif yang mendorong pembicara untuk melanjutkan pembicaraan. Ketika kita memberikan respons yang positif dan mendukung, pembicara akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menyampaikan pesan mereka dengan lebih lengkap dan jelas. Bayangkan aja kalian lagi nyanyi di karaoke, terus teman-teman kalian pada sorak-sorai dan ikut nyanyi bareng. Pasti kalian jadi makin semangat kan?
  3. Memastikan Pemahaman: Backchanneling juga bisa digunakan untuk memastikan bahwa kita memahami apa yang dikatakan oleh pembicara. Kita bisa menggunakan pertanyaan singkat seperti "maksudnya?" atau "jadi, intinya...?" untuk mengklarifikasi poin-poin penting dan memastikan bahwa kita tidak salah paham. Ini membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa komunikasi berjalan efektif.
  4. Menyetujui atau Tidak Menyetujui (dengan Halus): Backchanneling juga bisa digunakan untuk menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap apa yang dikatakan oleh pembicara, tapi dengan cara yang lebih halus dan sopan. Misalnya, kita bisa menggunakan kata "benar" atau "tepat" untuk menunjukkan bahwa kita setuju dengan pendapat mereka. Sebaliknya, kita bisa menggunakan kata "hmm" atau ekspresi wajah yang menunjukkan keraguan untuk menyampaikan ketidaksetujuan tanpa harus berdebat secara langsung.
  5. Mengelola Alur Percakapan: Backchanneling juga berperan dalam mengatur giliran berbicara dalam percakapan. Kita bisa menggunakan backchanneling untuk menunjukkan bahwa kita ingin memberikan komentar atau pertanyaan, atau sebaliknya, untuk menunjukkan bahwa kita masih ingin mendengarkan dan memberikan kesempatan kepada pembicara untuk melanjutkan pembicaraan.

Intinya, backchanneling bukan cuma sekadar basa-basi, tapi alat komunikasi yang ampuh untuk membangun hubungan yang lebih baik, memastikan pemahaman yang akurat, dan menciptakan suasana percakapan yang lebih menyenangkan. Jadi, jangan remehkan kekuatan backchanneling, ya!

Contoh-Contoh Backchanneling dalam Kehidupan Sehari-hari

Backchanneling itu ada di mana-mana, guys! Sadar atau enggak, kita sering banget menggunakan backchanneling dalam percakapan sehari-hari. Biar lebih jelas, yuk kita lihat beberapa contoh backchanneling dalam berbagai situasi:

  • Saat Ngobrol Santai dengan Teman:
    • Teman: "Gue kemarin abis nonton film horor, serem banget!"
    • Kamu: "Oh ya? Seremnya kayak gimana?"
    • Teman: "Pokoknya hantunya tiba-tiba muncul gitu, bikin kaget!"
    • Kamu: "Hmm, pasti bikin jantung copot ya!"

Dalam contoh ini, kata "Oh ya?" dan "Hmm" adalah bentuk backchanneling yang menunjukkan bahwa kamu mendengarkan dan tertarik dengan cerita temanmu.

  • Saat Meeting di Kantor:
    • Atasan: "Untuk project ini, kita akan fokus pada peningkatan kualitas produk."
    • Kamu: "Baik, Pak."
    • Atasan: "Kita akan mengadakan training untuk semua karyawan."
    • Kamu: "Oke, itu ide bagus."

Di sini, kata "Baik, Pak" dan "Oke" adalah backchanneling yang menunjukkan bahwa kamu memahami instruksi atasan dan setuju dengan rencana yang diajukan.

  • Saat Belajar di Kelas:
    • Dosen: "Jadi, teori ini menjelaskan tentang..."
    • Mahasiswa: (Mengangguk-angguk)
    • Dosen: "Ada pertanyaan?"
    • Mahasiswa: "Belum ada, Pak."

Anggukan kepala dan jawaban "Belum ada, Pak" adalah backchanneling yang menunjukkan bahwa mahasiswa mengikuti penjelasan dosen dan belum memiliki pertanyaan.

  • Saat Konsultasi ke Dokter:
    • Dokter: "Anda merasakan nyeri di bagian mana?"
    • Pasien: "Di bagian perut bawah, Dok."
    • Dokter: "Sudah berapa lama?"
    • Pasien: "Sekitar tiga hari, Dok."
    • Dokter: "Saya mengerti."

Kata "Saya mengerti" adalah backchanneling yang menunjukkan bahwa dokter memahami keluhan pasien dan akan memberikan penanganan yang tepat.

  • Saat Presentasi:
    • Presenter: "...dan ini adalah data terbaru dari riset kami."
    • Audiens: (Mencatat dan sesekali mengangguk)

Anggukan dari audiens menunjukkan bahwa mereka mengikuti presentasi dan memahami informasi yang disampaikan.

Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari bagaimana backchanneling berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, setiap kali kita memberikan respons verbal atau nonverbal yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan, memahami, dan tertarik dengan apa yang dikatakan orang lain, kita sedang melakukan backchanneling. Jadi, mulai sekarang, coba perhatikan bagaimana kamu menggunakan backchanneling dalam percakapanmu, ya!

Tips Menggunakan Backchanneling yang Efektif

Biar backchanneling kamu makin powerful dan efektif dalam berkomunikasi, ada beberapa tips yang perlu kamu perhatikan, nih! Berikut adalah beberapa tips menggunakan backchanneling yang efektif:

  1. Perhatikan Konteks: Gunakan backchanneling yang sesuai dengan konteks percakapan. Jangan terlalu sering menggunakan backchanneling jika situasinya formal atau serius. Sebaliknya, gunakan backchanneling yang lebih ekspresif jika situasinya santai dan akrab.
  2. Gunakan Variasi: Jangan hanya menggunakan satu jenis backchanneling. Variasikan responsmu dengan menggunakan kata-kata, gestur, dan ekspresi wajah yang berbeda. Ini akan membuat percakapan lebih menarik dan menunjukkan bahwa kamu benar-benar terlibat.
  3. Berikan Respons yang Tulus: Backchanneling harus diberikan dengan tulus dan bukan hanya sekadar basa-basi. Jika kamu tidak benar-benar mendengarkan atau tertarik, jangan berpura-pura memberikan respons. Orang lain akan bisa merasakannya.
  4. Jangan Terlalu Berlebihan: Hindari memberikan backchanneling yang terlalu berlebihan atau mengganggu. Jangan sampai responsmu malah mengalihkan perhatian dari pembicara atau membuat mereka merasa tidak nyaman.
  5. Perhatikan Bahasa Tubuh: Gunakan bahasa tubuh yang mendukung backchannelingmu. Tatap mata pembicara, condongkan tubuh ke arah mereka, dan berikan ekspresi wajah yang sesuai dengan apa yang mereka katakan.
  6. Sesuaikan dengan Budaya: Perhatikan perbedaan budaya dalam penggunaan backchanneling. Beberapa budaya mungkin lebih ekspresif dalam memberikan respons, sementara budaya lain mungkin lebih subtil. Sesuaikan gaya backchannelingmu dengan budaya lawan bicara.

Dengan menerapkan tips ini, kamu bisa menjadi master dalam menggunakan backchanneling dan meningkatkan kemampuan komunikasimu secara signifikan. Ingat, backchanneling bukan hanya soal kata-kata, tapi juga soal keterampilan mendengarkan dan empati. Jadi, teruslah berlatih dan jadilah pendengar yang baik!

Kesimpulan

Backchanneling adalah elemen penting dalam komunikasi yang seringkali terlewatkan. Dengan memahami pengertian, fungsi, dan contoh-contohnya, kita bisa meningkatkan kemampuan komunikasi kita dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Ingat, backchanneling bukan hanya sekadar memberikan respons, tapi juga tentang menjadi pendengar yang baik, menunjukkan perhatian, dan menciptakan suasana percakapan yang positif. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan backchanneling dalam setiap interaksi sosialmu, ya! Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat mencoba!